WONOSOBO, SM Network – SMPN 2 Kejajar salah satu sekolah menengah pertama yang berada di dataran tinggi Dieng ini dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami peningkatan jumlah siswa, bahkan tiga ruang kelas yang ada kini sudah tidak terpakai lagi. Banyaknya siswa yang sekolah diluar kota disinyalir penyebab minimnya siswa di sekolah tersebut, ungkap Ketua Komisi IV DPRD Wonosobo, Ahmad Faizun saat melakukan monitoring dibeberapa sekolah baru-baru ini.
Menurutnya, dari hasil monitoring kondisi fisik sekolah cukup baik, namun banyak ruang yang tidak terpakai, seperti tiga ruang kelas dan beberapa ruang pendukung. Sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar siswa masih berjalan normal. “Ada laporan bahwa SMPN 2 Kejajar minim siswa. Beberapa ruang bahkan tidak terpakai, maka kami pantau kondisinya,” ujarnya. Untuk meningkatkan minat para siswa untuk bersekolah ditempat tersebut, Faizun mendorong pihak sekolah untuk selalu inovatif dan memberikan rasa nyaman kepada siswa dalam belajar.
“Pihak sekolah harus inovatif supaya menarik minat siswa baru, selain itu guru juga jangan terlalu dibebani tugas administratif. Kalau terlalu dibebani, konsen guru dalam mengajar jadi tidak maksimal, padahal tugas utama siswa ke sekolah ada untuk mendapatkan pembelajaran yang berkualitas,” tegasnya.
Sementara itu Kepala SMPN 2 Kejajar, Rifia Farichatulailah mengatakan, jumlah peserta didik di SMPN 2 Kejajar per 27 Januari 2020 sebanyak 153 anak. Meliputi, kelas VII satu kelas sebanyak 23 anak, kelas VIII dua ruang sebanyak 68 anak dan kelas IX sebanyak 2 ruang dengan jumlah peserta didik 62 anak. “Jika melihat kondisi tersebut memang belum ideal, karena setiap rombel sebanyak 32 anak dan jumlahnya 7 rombel atau sejumlah 225 anak,” katanya.
Rifia mengatakan, minat anak Dieng untuk melanjutkan sekolah ke SMPN 2 Kejajar tergolong rendah. Orang tua siswa yang mampu lebih banyak menyekolahkan anaknya ke luar kota. Biasanya orang tua mencari sekolah untuk anaknya yang terdapat Pondok Pesantren. “Dari wawancara yang dilakukan, calon peserta didik baru itu akan melanjutkan ke luar kota dan mondok di luar kota. Sebab, ada tradisi atau kepercayaan masyarakat, lebih gaya jika menyekolahkan di luar daripada di Dieng,” ucapnya.
Adib Annas M