SLEMAN – Pasca insiden susur Sungai Sempor, Bupati Sleman menginstruksikan untuk menunda semua kegiatan di luar lingkungan sekolah. Saat ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman tengah menyusun petunjuk teknis terkait pelaksanaan outing sekolah. Ditargetkan, juknis rampung dalam kurun waktu satu minggu.
Adanya kebijakan itu, sedikit banyak berimbas terhadap sektor pariwisata di Bumi Sembada. Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman Doto Yogantoro mengatakan, order yang datang dari sekolah di Sleman telah dibatalkan.
“Sekolah di Sleman, banyak yang cancel. Tapi kami bisa tidak terlalu mempermasalahkan karena paham sekarang masa berkabung, dan sedang dilakukan evaluasi,” kata Doto, Rabu (26/2).
Data sementara, ada sekitar 10 desa wisata di lereng Merapi yang terimbas antara lain Pentingsari, Garongan, Pulesari, dan Pancoh. Paling banyak, ada di Kecamatan Turi.
Dia menambahkan, di tiap desa, rata-rata ada tiga-lima grup yang membatalkan booking. Diestimasi, nilai pendapatan yang hilang berkisar Rp 5 juta-10 juta dari masing-masing grup.
“Harapan kami, kondisi (penangguhan) ini tidak berlangsung lama. Karena ada banyak alternatif kegiatan di desa wisata, tidak hanya susur sungai, bisa juga dialihkan ke aktivitas indoor,” ujarnya.
Untuk memberi jaminan kepada wisata, pengelola desa wisata memiliki standar operasional prosedur (SOP) masing-masing. Peralatan keselamatan, dan pemandu juga memadai rasionya. Pengelola juga selalu memonitor kondisi cuaca melalui informasi BMKG.
Dia pun meminta kepada masyarakat yang melakukan susur sungai agar selalu berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat, terlebih jika membawa rombongan dalam jumlah besar. “Dengan begitu bisa disiapkan langkah antisipasinya, baik lokasi sungai itu biasa digunakan untuk outbond oleh pengelola desa wisata atau tidak,” kata Doto.
Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Sleman, Nyoman Rai Savitri mengatakan, penundaan booking dari sekolah asal Sleman sesuai dengan instruksi bupati, ditambah faktor kondisi cuaca hujan. “Jika masih ada booking, kami minta agar lokasinya jauh dari sungai. Lakukan kegiatan di lapangan saja,” pesan Nyoman.
Pekan depan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap aturan SOP yang ada di masing-masing desa wisata. Jika dibutuhkan peraturan terpadu yang dikeluarkan Pemkab Sleman, pihaknya siap menyusun.
“Kalau memang dibutuhkan, kami akan koordinasi dengan instansi yang mengampu kebencanaan. Kita lihat nanti perkembangannya,” pungkasnya.
(Amelia Hapsari/CN40/SM Network)