FILOSOFI gotong royong sudah sangat mengakar di masyarakat Indonesia. Karena falsafah hidup bangsa ini lah, Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki perkembangan cukup pesat saat ini. Nah, ternyata falsafah gotong royong ini juga ditularkan ke seluruh skuad klub basket profesional di DIY. BPD Bima Perkasa Jogja nama klub basket yang berlaga di kompetisi profesional Tanah Air, Indonesia Basketball League (IBL).
Adalah sang presiden klub, dr Eddy Wibowo yang menularkan ‘virus’ gotong royong ini ke seluruh awak tim Bima Perkasa Jogja. Tak hanya kepada pemain-pemain lokal, namun kepada tiga pemain asingnya. Saat ini di tim besutan Roul ‘Eboss’ Miguel Hadinoto ada tiga ekspatriat yang memperkuat tim guna kompetisi musim 2020 ini. Ketiganya yang merupakan warga Amerika Serikat yakni andalan musim lalu David Seagers dan dua rekrutan anyar musim ini Devin Gilligan serta Truman Blake.
“Kami kembangkan filosofi gotong royong, termasuk dengan pemain-pemain asing kami. Untuk Seagers dia sudah paham karena sejak musim lalu sudah bersama kami. Tapi dua pemain asing lainnya, hal ini (gotong royong) merupakan hal baru bagi mereka. Tapi so far tidak ada masalah,” jelas Eddy, kemarin.
Menurut Eddy, sejatinya prinsip gotong royong sangatlah sederhana dan cocok untuk dipakai membangun sebuah tim yang memang mengedapankan teamwork dalam permainan.
“Filosofi gotong royong membuat pemain tak egois, tak ada yang ingin menjadi pemain bintang secara individual. Khusus pemain asing, saya katakan ke mereka bahwa jangan bermain sendirian. Maksudnya jika mereka melihat ada rekannya yang berdiri bebas dan berpeluang mencetak skor, segera berikan bola itu ke rekannya tersebut,” papar pria yang juga dokter spesialis mata ini.
Di luar itu, sudah empat tahun Eddy membeli saham Bima Sakti untuk kemudian diboyongnya salah satu klub basket legendaris Indonesia ini dari kota asalnya di Malang ke Jogja. Selama kurun waktu sejak mengakuisi tim ini, Eddy menyebut secara progres timnya sangatlah baik. Hal itu dilihat capaian finis mereka di setiap akhir musim.
“Di musim pertama kami di IBL itu peringkat 10 dengan mengandalkan pemainnya mahasiswa-mahasiswa. Lalu di musim kedua ada peningkatan, musim ketiga kemarin (2019) kami berhasil masuk play off bahkan kalau dilihat secara power rangking di akhir kompetisi, kami peringkat tiga. Nah, di musim ini dengan mengandalkan gotong royong, kami kok optimistis bisa menembus grand final,” tandas Eddy.
Gading Persada