SLEMAN, SM Network – Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) masih jarang dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan. Namun di Jateng, khususnya wilayah Kendal dan Wonogiri ternyata beberapa sekolahnya sudah banyak menerapkan program MBS dan bahkan ada yang menjadi percontohan.
“Untuk di Kendal dan Wonogiri kami menilai penerapan MBS-nya cukup berhasil, bahkan banyak sekolah yang menirunya,” tutur Koordinator Program PINTAR Tanoto Foundation untuk wilayah Jateng-DIY, Dr Nurkholis MM, Senin (2/3).
Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sendiri merupakan merupakan manajemen pengelolaan sekolah yang bercirikan adanya otonomi atau mandiri, partisipatif, transparan dan akuntabel dalam pengelolaannya.
Nurkholis menjelaskan, untuk sekolah di Wonogiri dan Kendal bahkan sudah ada beberapa diantaranya yang melibatkan orang tua murid sebagai guru tamu. Mengambil peran keterlibatan masyarakat, maka orang tua murid yang memiliki keahlian tertentu diminta untuk menularkan ilmunya kepada murid-murid sekolah.
“Kalau di Indonesia, penerapan MBS sudah diterapkan di 20 kota/kabupaten. Sementara di Jateng, selain Kendal dan Wonogiri ada di Cilacap, Banyumas dan Kota Semarang. Nah, kami sekarang juga bakal diterapkan di Jogja dimulai dari Sleman,” tuturnya.
Menurut Nurkholis penerapan MBS dilakukan sebagai langkah merevitalisasi kembali kolaborasi antara peran serta masyarakat dengan sekolah dalam pengelolaan pendidikan. Langkah ini dinilai sangat tepat, melihat hasil penelitian bahwa kolaborasi dalam bingkai manajemen sekolah sangat berperan besar khususnya bagi peningkatan kualitas pendidikan.
“Bahwa untuk melakukan perubahan yang sistematis di sekolah dapat dilakukan mulai dari merubah mindset tentang manajemen di sekolah tersebut,” imbuh doktor bidang manajemen itu.
Lebih lanjut dia menjelaskan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengungkit capaian sekolah, misalkan dengan partisipasi dengan pihak lain dengan menggandeng pihak luar untuk pengembangan budaya baca, bermitra dengan Perpusda dan pihak swasta lainnya.
Untuk transparansi dan akuntabilitas, sekolah didorong untuk memberikan kemudahan banyak pihak untuk memperoleh informasi, sehingga pihak yang membutuhkan informasi tersebut bisa tahu dengan cepat. Laporan dan program pengembangan ditempel di tempat umum yang mudah diakses dan semua pihak akuntabel dan merepresentasikan pertanggung jawaban.
“Kepala Sekolah dan Komite sekolah juga dilatih dan dibekali untuk banyak melakukan kunjungan ke kelas dalam kaitan melakukan supervisi akademik kepada gurunya, Dengan cara ini mereka akan segera tahu permasalahan di kelas, di sekolah dan bisa memberikan solusi kepada guru yang siswanya menghadapi masalah pembelajaran,” tandas dia.
Gading Persada