PURWOREJO, SM Network – Menangkap peluang keberadaan bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Pemerintah Kecamatan Purwodadi berencana merevitalisasi gedung eks Kawedanan Purwodadi yang selama ini terbengkalai. Kawasan gedung itu rencananya akan dijadikan sentra taman budaya dan taman edukasi dipadukan dengan homestay.
Camat Purwodadi, Hartono mengungkapkan, tahun ini pihaknya akan membuat masterplan untuk revitalisasi dan pengembangan kawasan eks Gedung Kawedanan tersebut. Gedung itu akan dikemas sebagai taman budaya dan taman edukasi, dipadukan dengan tanam olahraga, taman wisata anak, kuliner, serta homestay.
“Sekarang (penyusunan) masterplan dulu. Karena potensi ada. Kami harapkan menjadi ikon, menangkap peluang bandara. Begitu turun dari badara, (pengunjung) terkesan dulu ketika ada taman edukasi dan taman budaya, juga kuliner, taman olahraga,” ungkapnya, Selasa (10/3).
Eks Gedung Kawedanan Purwodadi tersebut, lanjut Hartono, merupakan aset Pemerintah Kabupaten yang kewenangannya sudah diserahkan ke Pemerintah Kecamatan, namun tidak disertai dengan alokasi anggaran karena keterbatasan APBD. Oleh karena itu, Pemerintah Kecamatan berencana melakukan revitalisasi serta pengembangan.
Selanjutnya, dalam pengelolaan juga rencananya akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga, seperti dengan BUMDes, masyarakat sekitar, serta berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Purworejo. “Sehingga kabupaten mendapat PAD, desa juga mendapat kontribusi, serta menyerap tenaga kerja di situ,” tuturnya.
Lebih jauh, Hartono memaparkan, dalam revitalisasi dan pengembangan, direncanakan eks Gedung Kawedanan menadi cagar budaya, kemudian di samping-sampingya dibuat homestay. Lapangan di sisi timur akan dibuat menjadi taman olahraga, dan pasar di depannya dikemas sebagai pasar tradisional sekaligus wisata kuliner.
“Sehingga benar-benar sentra di situ. Kami terinspirasi bahwa kawedanan itu dulu sentral kumpulnya orang-orang di Purwodadi. Sekarang menjadi mangkrak seperti itu, menjadi PR kita semua. Kemarin kami perbaiki sehingga sudah ada masyarakat yang mau menyewa,” tuturnya.
Mengenai kendala banjir yang sering terjadi di kawasan itu, menurut Hartono, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan perbaikan drainase. Selain itu, dari diskusi dengan pihak konsultan, pembangunan dirancang dengan lantai yang mudah dibersihkan dari sisa banjir.
Terkait anggaran untuk revitalisasi dan pengembangan, Hartono menambahkan, pihaknya berencana mengakses CSR (Corporate Social Responsibility atau Kepedulian Sosial Perusahaan) dari pusat melalui Asosiasi Pengelola CSR Republik Indonesia.
“Kami cenderung ke CSR, kalau ABPD sepertinya tidak mungkin. Purwodadi tahun ini mendapatkan dana CSR untuk program Indonesia terang, PJU tenaga surya 500 titik di 20 desa. Dari itu, berarti ada kemungkinan CSR-CSR lain kaitannya dengan cagar budaya dan penataan,” imbuhnya.
Sebelumnya, pemerhati tata bangunan dan lingkungan di Purworejo, Bambang Setyoko, mengungkapkan bahwa gedung eks Kawedanan Purwodadi yang selama ini kurang dimanfaatkan dengan optimal, memiliki potansi yang besar mengingat letaknya yang relatif dekat dengan bandara YIA dan strategis. Menurutnya, gedung itu bisa dikembangkan menjadi pusat edukasi dan budaya yang dipadukan dengan tempat menginap.
“Seandainya itu jadi, berapa masyarakat terserap sebagai tenaga kerja, berapa seni budaya yang bisa eksis lagi, berapa pedagang-pedagang tradisional yang bisa naik lagi dan semangat. Kalau ada persoalan rawan banjir, tentu harus diselesaikan,” katanya.
Panuju Triangga