Jutaan Anggota Keluarga di Indonesia Masih BAB Sembarangan

SMN/dok - TOILET BERSIH: (kiri-kanan) Darius Sinathrya; Karim Kamel, General Manager Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia; Sugeng Priyono, Direktur Operasional KOMIDA; Luis Ramirez, Marketing Director Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia; Don Johnston, Operations Director Water.org Indonesia kompak menunjukan deretan angka jumlah produk Harpic untuk didonasikan dalam program Kampanye Aksi Toilet Bersih yang sudah digelar sejak akhir 2019 lalu.

YOGYAKARTA, SM Network – Air bersih dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar hidup manusia. Namun, sanitasi buruk masih menjadi permasalahan besar Indonesia dimana banyak masyarakatnya yang belum memiliki akses toilet dan sanitasi bersih. 

“Hal ini beresiko besar mencemari lingkungan, mempengaruhi kesehatan hingga menyebabkan kematian bagi warga sekitar,” ungkap Karim Kamel, General Manager Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia dalam rilisnya pada suaramerdekakedu.id Minggu (2/2).

Read More

Karim melansir data WHO/UNICEF yang menyebutkan pada 2012, Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia yang penduduknya masih mempraktekan buang air besar sembarangan (BABS). Efeknya, sekitar 150.000 anak Indonesia meninggal setiap tahun lantaran diare dan penyakit lain karena sanitasi buruk.

Bahkan, data terkini dari situs monitor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dimuat di website Kementerian Kesehatan RI menunjukan ada 8,6 juta rumah tangga yang anggota keluarganya masih mempraktekan BABS per Januari 2020. 

“Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi layak sehingga buang air besar di ruang terbuka menjadi permasalahan global yang harus segera diatasi. Berbekal pengalaman 100 tahun memberikan akses terhadap toilet bersih dan higienis, Harpic berkomitmen menjadi bagian dalam mengatasi krisis kebersihan dan sanitasi global ini,” ungkap dia. 

Kesadaran Publik

Bersama dengan mitra kerja lain, lanjut dia, Harpic ingin meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya perubahan perilaku hidup bersih dengan toilet dan sanitasi layak sehingga tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan.

“Menurut data STBM, 4,5 juta rumah tangga di Pulau Jawa masih mempraktekan BABS. Hal ini mendorong kami berkomitmen mengentaskan permasalahan BABS di Pulau Jawa pada 2025,” katanya.

Sebagai langkah awal, Harpic pun menggelorakan kampanye Aksi Toilet Bersih sejak 27 November sampai 30 Desember 2019 di seluruh Indonesia. Dari kampanye itu, Harpic berhasil mengumpulkan 3.545 produk yang setelahnya akan didonasikan kepada KOMIDA (Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa). Kampanye ini tidak hanya sekedar membeli dan mendonasikan produk, namun juga sebagai gerakan peningkatan kesadaran akan pentingnya akses sanitasi layak bagi kesehatan masyarakat. 

“Dari 735.957 anggota di 287 kabupaten/kota di Indonesia, hanya 551.435 anggota yang memiliki toilet dan septictank. Sedangkan ada 105.821 anggota yang memiliki toilet namun tidak tersambung septictank dan 78.701 anggota yang belum memiliki toilet.

Sehingga masih banyak anggota yang tidak mempunyai toilet ataupun sanitasi kurang layak, dan masih banyak perilaku buang air besar sembarangan di jamban samping sungai karena faktor kebiasaan. Oleh karena itu kami sangat bersyukur Harpic turut ambil bagian dalam upaya menyediakan toilet yang lebih bersih bagi masyarakat melalui kampanye Aksi Toilet Bersih ini,” sambung Sugeng Priyono, Direktur Operasional KOMIDA.


Gading Persada

Related posts

Leave a Reply