Guru Honorer di Gunungkidul Ini Nyambi Jualan Wingko Babat

HONORER: Mulyono, salah satu guru honerer penerima bantuan tunai dari ACT DIY dalam program Sahabat Guru Indonesia bersama keluarganya di rumahnya yang berada di Karangmojo, Gunungkidul.

YOGYAKARTA, SM Network – Masih banyak guru-guru di Indonesia termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang hidup dalam keterbatasan. Di Gunungkidul, Mulyono yang masih berstatus sebagai guru honerer ini rela berjualan wingko babat untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

“Gaji tidak seberapa, mungkin karena saya masih honorer. Ya, usaha kecil-kecilan jualan wingko babat,” kata Mulyono, kemarin.

Read More

Dibantu sang istri, usaha kecil-kecilan berjualan wingko babat ini sudah dirintisnya sejak beberapa tahun terakhir. Lewat usaha wingko babat ini, yang satu loyangnya dihargai seharga Rp. 37.000, diharapkan dapat membantu kehidupan ekonomi mereka.

“Alhamdulilah dengan usaha kecil ini bisa membantu juga kebutuhan keluarga,” tutur guru mata pelajaran matematika dengan dua ini.

Perjalanan Jauh

Cukup jauh perjalanan yang harus ditempuh Mulyono setiap harinya untuk mengajar. Mulyono sendiri tinggal di daerah Karangmojo sementara, dia mengajar di SD Negeri Karangsari yang berada di Kecamatan Semin.

SGI: Lima guru honorer di Gunungkidul penerima bantuan tunai dari program Sahabat Guru Indonesia yang diinisiasi ACT DIY foto bersama usai menerima bantuan

Sebagai guru honorer yang menerima penghasilan yang jauh dari kata layak ditambah perjalanan yang ditempuh dengan jarak yang cukup jauh untuk ke sekolah, tidak menyurutkan semangat Mulyono dalam mengajar di SDN Karangsari.

Maka, begitu sumringahnya Mulyono baru-baru ini mendapatkan kesempatan sebagai satu dari lima guru honorer yang menerima bantuan dari Program Sahabat Guru Indonesia. Mulyono sangat bersyukur dengan adanya program ini sehingga bisa meringankan kebutuhan hidupnya.

“Terima kasih kepada ACT yang telah mengadakan program Sahabat Guru Indonesia, program ini sangat membantu kami terutama guru honorer, ya karena pendapatan kami yang masih minim, sehingga program ini sangat membantu keadaan kehidupan ekonomi kami,” ungkap Mulyono.

Sahabat Guru Indonesia (SGI) sendiri merupakan sebuah program yang diinisiasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk membantu mensejahterakan para guru honorer yang ada di nusantara.

“Program SGI ini ada karena mengingat masih banyaknya guru honorer di Indonesia yang berpenghasilan jauh dari kata layak. Termasuk di DIY,” sambung Koordinator program Sahabat Guru Indonesia, Kharis Pradana.Kharis mengungkapkan, kehadiran tim ACT adalah untuk menyampaikan amanah dari para donatur berupa bantuan yang diwujudkan sebagai bentuk apresiasi untuk para guru honorer yang sudah mengabdi rata-rata 10 tahun.

“Dengan gaji yang masih jauh dari UMR, program santunan untuk guru ini diharapkan mampu memiliki dampak yang baik bagi para guru honorer dan keluarga,” tambahnya.

Kharis menambahkan, semoga tim ACT selalu bisa menghadirkan dan melanjutkan program ini secara merata dan meluas bagi para guru honorer di seluruh penjuru Indonesia untuk membantu memberikan kehidupan yang layak dan sejahtera bagi para guru.

“Program ini ditujukan untuk membantu menyejahterakan para guru honorer di Gunungkidul,” tuturnya.Selain Mulyono, empat guru honorer yang mendapatkan santunan tunai dari program SGI adalah Aris Wijayanto, Iwan Supriyanto, Dwianto, dan Tutut Puji Wahyuni.


Gading Persada

Related posts

Leave a Reply