Geliat Komunitas Bonsai ‘Oyot’ di Borobudur

SM/ Dian Nurlita - PRUNNING: Salah satu anggota komunitas sedang melakukan prunning (pemangkasan daun) bahan bonsai pohon serut. Geliat Komunitas Bonsai Oyot di Borobudur

Komunitas yang bernama “Oyot” ini didirikan secara tidak sengaja, sekitar tiga tahun yang lalu yang didirikan bersama oleh warga desa setempat. Komunitas ini memiliki anggota sekitar 40 orang, yang sebagian besar merupakan warga desa Tuk songo. Tujuan didirikannya Oyot, selain menyalurkan hobi dan kecintaan terhadap budidaya bonsai juga sebagai wadah para penghobi bonsai warga Tuk Songo.

Setiap dua bulan sekali Komunitas Oyot mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai hal terkait dengan tanaman bonsai. Salah satu anggota Oyot, Atmojo, mengatakan setiap diadakan perkumpulan, juga membahas tentang bagaimana cara membuat dan perawatan tanaman bonsai.

Read More

“Setiap dua bulan sekali, kami berkumpul untuk demo bonsai yang membahas tentang bonsai. Disitu kami juga belajar trainer yaitu membentuk bonsai mulai dari program akar, pengawatan, hingga penataan,” jelasnya saat diwawancarai di bascamp Oyot. Jenis tanaman yang dibuat bonsai meliputi tanaman lokal dan ekspor.

Untuk tanaman lokal ada jenis pohon serut, sisir, beringin, asem. Sedangkan untuk tanaman ekspor ada jenis pohon serbin, luhansung, maple, dan cemara. Bibit tanaman lokal diperoleh dari berburu tanaman di daerah pegunungan seperti daerah Kecamatan Srumbung, Samigaluh dan Temanggung.

“Kami biasanya hunting ke gunung sama teman-teman. Misal dijalan ketemu ada pohon serut kami cari pemiliknya. Kami minta kalo gak kita beli tanamannya,” tambahnya. Model bonsai yang sudah dibuat dalam komunitas ini sudah berbagai macambentuk diantaranya suryalis, naturalis, dan ekspresioni, yang dalam proses pembuatannya diperlukan waktu minimal lima tahun.

“Minimal itu perlu proses 5 tahun kalo mau bagus, dan untuk menilai kualitas bonsai itu perlu diikutkan beberapa kali pameran,” ujar Yudi yang juga tergabung dalam Oyot. Komunitas ini juga aktif mengikuti pameran yang didalamnya juga ada kontes bonsai. Untuk perlombaan sendiri ditentukan dengan bendera, mulai dari prosepek selanjutnya bendera merah untuk tingkat regional.

“Kami sering membawa tanaman milik teman-teman, untuk ikut kontes. Yang pernah menang itu jenis Sancang, jika dijual harganya mencapai 15 juta dengan model suryalis ukuran xxl,” papar Yudi. Dalam waktu dekat Komunitas Oyot ini akan mengikuti pameran nasional yang akan diselenggarakan oleh PPBI Kabupaten Magelang di Borobudur Juli mendatang. dari kelas prospek, regional, madya utama. Kalau untuk di wilayah magelang baru mau sekali.


(ita)

Related posts

Leave a Reply