MAGELANG, SM Network – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang mendorong sekolah untuk mengoptimalkan penggunaan e-learning yang sudah disediakan pemerintah saat ini. Utamanya aplikasi Rumah Belajar yang sudah diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Disdikbud Kota Magelang, Agus Sujito mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan kepala-kepala sekolah di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sederajat. Tujuannya meminta penggunaan e-learning dapat dioptimalkan.
“Kita sudah di jaman serba digital dan di dunia pendidikan pun mengikuti itu. Kemendikbud sudah mengembangkan aplikasi Rumah Belajar yang secara gratis dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujarnya di kantornya, Rabu (22/1).
Dia menuturkan, aplikasi yang menjawab kebutuhan di era industri 4.0 ini berisi beragam konten pembelajaran dan aplikasi pembelajaran elektronik untuk siswa dan pendidik. Siswa dan pendidik cukup mengunduh aplikasi ini dan langsung bisa memanfaatkannya.
“Saya ingin pendidik dan siswa mengoptimalkan fasilitas dari pemerintah ini. Di samping juga aplikasi e-learning lain yang sudah ada, termasuk yang disediakan pihak swasta dengan sistem berbayar. Silahkan dimanfaatkan dengan betul untuk peningkatan mutu pendidikan,” katanya.
Agus menjelaskan, optimalisasi penggunaan e-learning ini juga seiring adanya bantuan dari pemerintah berupa BOS Kinerja yang diwujudkan dalam bentuk tablet. Di Kota Magelang ada 14 sekolah tingkat SD dan SMP yang menerima BOS Kinerja dari Kemendikbud tersebut.
“Tingkat SD ada 11 sekolah, sedangkan SMP ada 3 sekolah. Namun, baru ada 5 sekolah tingkat SD yang sudah terealisasi pada Desember 2019 lalu, sedangkan SMP belum semua. Memang ada kendala di ketersediaan barangnya, dan rencana akan terealisasi di tahun 2020 ini,” jelasnya.
Hanya saja, katanya, untuk dapat merealisasikan BOS Kinerja itu pihak sekolah masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kemendikbud. Sambil menunggu itu, pihaknya tetap ingin ada optimalisasi dari pihak sekolah terkait pembelajaran secara elektronik.
“Penerima BOS Kinerja ini cukup banyak, ada ratusan siswa di 14 sekolah itu. Siswa SD yang menerima dari kelas 6, sedangkan siswa SMP yang duduk di kelas 7. Nilai barangnya sekitar Rp 2 juta per tablet per siswa. Jumlah siswa bervariasi di tiap sekolah,” paparnya.
Asef Amani