Belasan Driver Ojol Wonosobo Jadi Korban Order Fiktif

Belasan pengendara ojol resahkan orderan fiktif yang diduga modus penipuan, Rabu (29/1).

WONOSOBO, SM,Network – Belasan pengendara ojek online (OJOL) kini tengah resah dengan munculnya orderan fiktif yang diduga merupakan modus penipuan untuk mengeruk saldo para pengendara OJOL. Diketahui kejadian tersebut bermula saat seorang mengatasnamakan Siti memesan makanan via aplikasi ojek online dengan nominal mencapai 337.500 ribu yang kemudian dibatalkan secara sepihak. Tak hanya pada satu orang, akun tersebut memesan makanan dengan nominal rata-rata 200 ribu ke pengendara OJOL yang mencapai belasan orang.

Ketua komunitas Wonosobo Driver Online (WONDO), Suwondo Al Kurdi mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi beberapa bulan yang lalu, namun pada Rabu (29/1) orderan fiktif kembali terjadi, dalam sehari sudah terdapat 15 korban yang mengaku mendapat orderan serupa. “Sampe Rabu siang sedikitnya sudah terdapat 15 orang yang mendapat orderan fiktif, kemungkinan masih banyak lagi karena tidak semuanya melapor. Orderan menggunakan beberapa nama akun seperti Siti, Yadi, dan Fira,” jelasnya.

Menurutnya, oknum yang melakukan orderan fiktif bertujuan untuk mengetahui nomor pengendara OJOL yang kemudian akan dihubungi dengan mengaku sebagai perusahaan penyedia aplikasi.

“Kalau order kan konsumen tahu nomor kita, la nanti ada yang menghubungi mengaku dari perusahaan aplikasi, oknum tersebut meminta pin google kita. Kalau oknum itu sampai tahu, saldo kita termasuk bonus orderan bisa dikuras habis. Dan kejadian seperti itu sudah sering terjadi,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, orderan dengan nominal paling sedikit 200 ribu yang dipesan oknum tersebut bertujuan untuk mengetahui bahwa pengendara OJOL memiliki saldo yang cukup banyak yang kemudian bisa diambil setelah mengetahui pin verifikasi akun milik korban.

Salah satu korban orderan fiktif, Adi Wijaya mengatakan, mulanya oknum dengan nama Siti melakukan order dengan nominal 337.500 ribu dan diterima oleh dirinya. Setelah itu Adi memastikan pesananya benar atau tidak karena memesan cukup banyak, lalu ia menelpon orang yang bersangkutan namun yang mengangkat seorang laki-laki yang kemudian membatalkan orderan. Tak berselang lama, ada seorang yang menghubungi mengatasnamakan penyedia aplikasi dan mengatakan terdapat orderan fiktif dan akun harus diamankan.

“Oknum yang mengaku dari pihak aplikasi meminta pin verifikasi akun kita. Kami yang hanya mendapatkan penghasilan Cuma berapa sangat resah ada kejadian tersebut, harapanya ya dari pihak aplikasi segera menangani permasalah tersebut. Pihak yang berwajib juga harapanya segera turun tangan, supaya tidak ada lagi korban yang kena tipu,” pintanya. (dib)

Related posts

Leave a Reply