WONOSOBO, SM Network – Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Sensus Penduduk (SP) 2020 secara online. Pelaksanaan SP online sudah dimulai sejak Sabtu 15 Februari lalu hingga 31 Maret mendatang. Selanjutnya, akan dilakukan kegiatan verifikasi lapangan.
Namun, masih banyak warga yang enggan mengikuti SP secara online dan memilih menunggu petugas untuk datang. Sensus yang telah dilakukan selama tujuh kali sejak tahun 1961 tersebut dinilai masih belum tersosialisasi dengan baik. Pasalnya, beberapa masyarakat masih belum paham prosedur input data secara online.
Salah satunya yaitu, Ismed Rozaki (40) warga perumahan alam hijau Kecamatan Wonosobo. Pria yang kerap disapa Rozak tersebut mengaku kurang mengetahui ihwal tata cara pengisian data sensus online.
“Enggak tau cara mengisinya, Cuma tau katanya ada sensus penduduk online, jadi mending nunggu petugas saja,” uajarnya kepada Suara Merdeka, Selasa (25/2). Selain tidak tahu prosedur sensus penduduk secara online, Rozak juga mengaku tidak paham apa saja manfaat SP 2020 sehingga dirinya enggan untuk mengisi sensus penduduk secara online meski mengetahui sedang dilakukan sensus penduduk.
Tak hanya Rozak, Choirul Riski (20) warga Dusun Gombolan, Desa Kalialang, Kecamatan Kalibawang juga memilih untuk menunggu petugas mendatangi rumahnya. Tidak berbeda jauh dengan Rozak, Riski juga mengaku hanya tahu sekilas tentang adanya SP 2020. Minimnya informasi terkait tata cara pengisian data kependudukan secara online juga membuatnya enggan untuk mengisi data secara online.
Menurutnya, banyak warga desa lain yang juga tidak begitu mengerti tentang pengisian data kependudukan secara online dalam SP 2020. Lebih lanjut dirinya mengatakan, banyak warga desa terutama orang tua yang tidak paham tekhnologi, apalagi sampai mengisi data secara online kalau tidak ada yang mendampingi.
“Masih banyak orang tua yang gaptek, jadi mereka ya tidak mengisi data secara online. Kalau yang muda sebenarnya banyak yang tahu kalau ada sensus penduduk secara online. Tapi kebanyakan juga enggan mengisi, selain karena tidak begitu paham dalam mengisi, mereka hanya tahu sepintas jadi masih minim informasi dan sosialisasi,” jelasnya.
Senada dengan Rozak, Rizki juga mengaku kurang begitu paham manfaat diadakanya sensus penduduk. Dirinya juga memilih menunggu untuk didatangi petugas ketimbang mengisi sensun penduduk secara online.
Adib Annas M