Atasi Banjir, Tiga Sungai di Purworejo Perlu Dinormalisasi

SM/Panuju Triangga - SERAHKAN BANTUAN: Bupati Purworejo, Agus Bastian, menyerahkan bantuan saat melakukan peninjauan dan pemantauan di lokasi pengungsian di Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kamis (5/3)

PURWOREJO, SM Network – Mengatasi bencana banjir yang sering melanda sejumlah kecamatan, Pemkab Purworejo memandang perlu dilakukan normalisasi tiga sungai yang menjadi penyebab akibat luapannya.

Sekda Purworejo, Said Romadhon, mengungkapkan bahwa salah satu solusi mengatasi banjir adalah dengan normalisasi tiga sungai, meliputi Sungai Bogowonto, Sungai Jali, dan Sungai Wawar. Pihaknya juga langsung melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar dapat menormalisasi sungai-sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir karena luapannya tersebut.

Read More

β€œIni didasari kondisi lapangan, dimana sungai tidak bisa menampung air, namun justru meluber ke daratan,” ungkap Sekda di sela-sela melakukan pemantauan kondisi banjir bersama sejumlah kepala perangkat daerah terkait, Kamis (5/3). Selain memantau lokasi pengungsian, rombongan juga meninjau wilayah-wilayah yang terdampak banjir.

Pemkab mencatat setidaknya ada 5 kecamatan yang sebagian wilayah permukimannya terdampak banjir pada Kamis (5/3). Meliputi Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, dan Butuh. Namun yang terdapat pengungsi hanya ada di Kecamatan  Bagelen, yakni di Desa Bapangsari dan Dadirejo.

Dari pendataan Pemkab hingga Kamis siang, warga yang mengungsi di Desa Bapangsari sejumlah 152 orang, terdiri dari 84 orang mengungsi di masjid Al Mustakim di Dusun Bojong dan 68 orang di Dusun Sangkalan. Sedangkan di Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen, terdapat 65 orang warga yang mengungsi di Puskesmas Dadirejo (Wojo) dan di rumah Kadus Jambu.

Sekda menyatakan bahwa Pemerintah daerah sudah siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, dan sudah turun ke lapangan sejak Rabu malam. Pemda juga membuat dapur umum di lokasi pengungsian untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak. Selain itu, Dinas Kesehatan juga telah diminta menyiagakan seluruh Puskesmas termasuk kendaraan ambulans.

Adapun lahan pertanian yang terdampak banjir ada di 7 kecamatan, yakni Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, Butuh, Pituruh, dan Bayan. Luas komoditi tanaman padi terdampak banjir diestimasi mencapai 1,099 hektar. Terdiri dari Kecamatan Grabag seluas 452 ha, Butuh 312 ha, Pituruh mencapai 156 ha, Bayan 72, Bagelen 61,5 ha, Ngombol 20 ha, Banyuurip 21 ha, dan Purwodadi 4,5 ha.

Untuk sawah puso yang terendam lebih dari 3 hari, akan mendapatkan ganti dari AUTP  (Asuransi Untuk Tanaman Padi) sebesar Rp 6 juta perhektar. Dan rata-rata petani sudah ikut AUTP dengan membayar Rp 36 ribu per hektar.

Pemantauan ke lapangan juga dilakukan oleh Bupati Purworejo, Agus Bastian. Pada kunjungan itu, Bupati sempat menyapa dan berdialog dengan para pengungsi terkait kondisi kesehatan dan kebutuhan logistik yang diperlukan. Bupati juga menyerahkan sejumlah bantuan seperti beras, makanan siap saji, minyak goreng, kopi, teh dan gula.


Panuju Triangga

Related posts

Leave a Reply